29 Oktober 2012 |
Sebuah deklarasi pada umumnya disampaikan
dengan cara membaca atau orasi, namun kali ini lain. Enam belas ribu enam belas
pemuda dan pelajar SMA-SMK-MA se Kabupaten Bantul, Yogyakarta, menyampaikannya
dengan cara “Panembrama” (menyanyi) tembang macapat, Kinanthi Subakastawa.
Acara ini digelar seusai mereka mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda, Senin
(29/10).
Tembok Stadion
Sultan Agung, Bantul yang biasanya menjadi saksi bagi tim kesayangan Persiba
Bantul, Senin pagi tadi seolah ikut bergetar mendengar lantunan panembrama dari
para pelajar dan undangan yang hadir di tempat itu. Menyentuh dan sangat
apresiatip.
Satu petikan syair
(cakepan) tembang Kinanthi Subakastawa :
/ Kita tansah guyub
rukun / Welas asih mring sesami / Tebih saking cecongkrahan / Sugih sedulur
utami / Kanca sewu isih kurang / Mungsuh siji den tebihi /
Karena begitu
fantastisnya dari sisi peserta, maka deklarasi damai anti tawuran yang
diekspresikan lewat panembrama ini, berhasil memecahkan rekor dunia peserta
panembrama sebelumnya yang juga dicatat oleh Bantul. Museum Rekor Indonesia
(MURI) lewat manajernya Sri Widayati, pagi tadi langsung menyerahkan piagam
tersebut kepada Bupati Bantul Hj Sri Surya Widati, menjadi catatan rekor MURI
ke-5650